Pastilah semua orang yang mengenal budaya jawa khususnya Keris akan mengetahui bagaimana tata cara merawat keris yang benar sehingga keris sebagai pusaka akan tetap awet dan terawat dengan baik.
Namun ada juga yang hanya mengenal tehnik dan tata cara perawatan keris ini hanya sepenggal-sepenggal sehingga antara perawatan dan pelestarian budaya menjadi saling bertentangan. Merawat Keris yang benar adalah yang seperti dilakukan oleh keraton, baik dari Surakarta maupun Yogyakarta.
Perawatan Keris :
1. Keris dibersihkan tiap satu tahun sekali, hal ini seperti yang dilakukan pihak keraton, bisa dilakukan pada bulan Besar, Sura atau Maulud, atau juga bulan yang lain yang anda sukai, ini tergantung dari kepercayaan kita masing-masing. Pembersihan ini secara menyeluruh baik eksoteri maupun isoteri. Pembersihan ini dimaksudkan agar selama satu tahun penyimpanan keris ditempat kita jika mungkin ada karat yang menempel maka harus segera dibersihkan dan dihilangkan agar tidak merusak keris tersebut. proses ini bisa mulai dari mutih kemudian mewarangi dan memiyaki keris, namun jika keris tidak berkarat maka cukup dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan dan diminyaki kembali.
2. Keris dibersihkan tiap bulan sekali dengan cara mengolesi bilah keris dengan minyak yang bebas dari alkhohol. hal ini dimaksudkan agar sumber karat yang melekat pada besi keris hilang. Jenis minyak dapat menggunakan campuran dari minyak cendana, melati dan kenanga atau sesuai selera masing-masing.
3. Menyimpan keris yang benar didalam rumah harus juga memperhatikan beberapa hal, seperti tinggi tempat penyimpanan, lembab tidaknya tempat penyimpanan dan cocok tidaknya tempat penyimpanan. Kenapa tempat penyimpanan harus tinggi ? hal ini dimaksudkan agar anak-anak kita tidak dengan mudah menjangkaunya, bagaimanapun juga keris adalah benda tajam yang berbahaya.
Sebagai pecinta budaya adi luhung bangsa mungkin kita tidak hanya memiliki satu pusaka keris saja, selain keris mungkin kita juga memiliki tombak, pedang, kudi, tlempak, wedung, menur atau jenis tosan aji yang lain.
Jika keris / tosan aji yang kita miliki sudah cukup banyak maka perlu suatu tempat khusus untuk menampungnya sebagai tempat penyimpanan, mungkin almari khusus, ruang kamar khusus atau juga rumah khusus. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa dan diposisikan agar yang tangguhnya paling tua berada diposisi paling atas hal ini dimaksudkan untuk menghormati empu pembuat keris tersebut. (jika itu sebuah pusaka kuno pasti dibuat oleh Eyangnya empu jaman sekarang, alangkah baiknya jika pusaka beliau ditempatkan diposisi paling atas sebagai simbol penghormatan kepada Empu sesepuh)
Namun ada juga yang hanya mengenal tehnik dan tata cara perawatan keris ini hanya sepenggal-sepenggal sehingga antara perawatan dan pelestarian budaya menjadi saling bertentangan. Merawat Keris yang benar adalah yang seperti dilakukan oleh keraton, baik dari Surakarta maupun Yogyakarta.
Perawatan Keris :
1. Keris dibersihkan tiap satu tahun sekali, hal ini seperti yang dilakukan pihak keraton, bisa dilakukan pada bulan Besar, Sura atau Maulud, atau juga bulan yang lain yang anda sukai, ini tergantung dari kepercayaan kita masing-masing. Pembersihan ini secara menyeluruh baik eksoteri maupun isoteri. Pembersihan ini dimaksudkan agar selama satu tahun penyimpanan keris ditempat kita jika mungkin ada karat yang menempel maka harus segera dibersihkan dan dihilangkan agar tidak merusak keris tersebut. proses ini bisa mulai dari mutih kemudian mewarangi dan memiyaki keris, namun jika keris tidak berkarat maka cukup dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan dan diminyaki kembali.
2. Keris dibersihkan tiap bulan sekali dengan cara mengolesi bilah keris dengan minyak yang bebas dari alkhohol. hal ini dimaksudkan agar sumber karat yang melekat pada besi keris hilang. Jenis minyak dapat menggunakan campuran dari minyak cendana, melati dan kenanga atau sesuai selera masing-masing.
3. Menyimpan keris yang benar didalam rumah harus juga memperhatikan beberapa hal, seperti tinggi tempat penyimpanan, lembab tidaknya tempat penyimpanan dan cocok tidaknya tempat penyimpanan. Kenapa tempat penyimpanan harus tinggi ? hal ini dimaksudkan agar anak-anak kita tidak dengan mudah menjangkaunya, bagaimanapun juga keris adalah benda tajam yang berbahaya.
Sebagai pecinta budaya adi luhung bangsa mungkin kita tidak hanya memiliki satu pusaka keris saja, selain keris mungkin kita juga memiliki tombak, pedang, kudi, tlempak, wedung, menur atau jenis tosan aji yang lain.
Jika keris / tosan aji yang kita miliki sudah cukup banyak maka perlu suatu tempat khusus untuk menampungnya sebagai tempat penyimpanan, mungkin almari khusus, ruang kamar khusus atau juga rumah khusus. Penyimpanan dilakukan sedemikian rupa dan diposisikan agar yang tangguhnya paling tua berada diposisi paling atas hal ini dimaksudkan untuk menghormati empu pembuat keris tersebut. (jika itu sebuah pusaka kuno pasti dibuat oleh Eyangnya empu jaman sekarang, alangkah baiknya jika pusaka beliau ditempatkan diposisi paling atas sebagai simbol penghormatan kepada Empu sesepuh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar